Cerita mengenai bisnes tokek/gecko ini sudah lama bermula yang mana pada masa itu tidak ramai yang tahu bahawa haiwan ini boleh dijual dengan harga yang tinggi. Tetapi pada hari ini hampir semua orang bercerita mengenai tokek terutama dikalangan rakan sekerja di pejabat, antara pemandu teksi dengan penumpang, di kedai-kedai kopi dan banyak lagi.
Ada juga yang sudah dapat menjual tokek sehingga sanggup untuk berhenti kerja semata-mata untuk mencari tokek sepenuh masa. Ini sudah tentu kerana tokek mempunyai nilai yang tinggi.















Tips untuk menjaga tokek ialah dengan memberi ianya perlindungan di dalam tempat yang gelap seperti gambar di atas.














Gambar di atas menunjukan seorang pemilik yang mempunyai begitu banyak tokek. Sudah tentu pulangan yang diperolehi selepas menjual tokek ini lebih dari ratusan ribu ringgit malah mungkin sehingga jutaan ringgit.













Tokek yang saiznya lebih besar daripada telefon bimbit.














Juga lebih besar daripada kotak rokok.















Tokek di dalam gambar di atas 300gram. Bertuah sungguh orang yang dapat menangkap tokek tersebut.

Sudah macam-macam yang kita dengar pasal bisnes yang sangat menguntungkan. ini termasuklah gaharu (rm25 ribu sekilo), tokek (rm10 ribu 300 gm), tenggiling (rm100 sekilo) dan macam-macam lagi.

Baru-baru ini dalam laman web tribunkaltim.co.id mendakwa bahawa seorang pemuda pencari cicak tokek telah menemui tokek gergasi seberat 64 kilogram! ia dijual pada harga rm1 juta per kilogram.



179,000,000.00 IDR = 63,288.5935 MYR = 19,351.3514 USD

*update harga di atas adalah per ons



Walau bagaimanapun wakil tribunkaltim.co.id di tawau cuba untuk menghubungi pemilik gecko berkenaan untuk melihatnya sendiri namun, gecko tersebut telahpun dibeli oleh seorang pembeli tokek dari indonesia yang kemudiannya terbang ke kuala lumpur untuk penerbangan ke china. difahamkan bahawa china merupakan destinasi terakhir tokek berkenaan.

Pejabat tribunkaltim dihujani panggilan telepon untuk bertanyakan tokek berkenaan dan ada yang menawarkan harga yang lebih tinggi bagaimanapun kecewa apabila mendapat tahu tokek tersebut telahpun dihantar ke china.

-petikan daripada kosmo online

"NUNUKAN, Kalimantan – Seorang pemuda Malaysia di Kalabakan, Sabah
mendakwa dia telah menemui seekor cicak gergasi seberat 64 kilogram di
kawasan hutan sempadan dengan Kalimantan, Indonesia lapor akhbar
Tribunkaltim.com semalam.
Penemuan itu diceritakan oleh seorang lelaki yang cuma mahu dikenali
sebagai Arbin dan tinggal di Kalabakan sempat merakamkan gambar cicak
raksasa tersebut.
Menceritakan mengenai penemuan luar biasa itu, Arbin memberitahu,
pemuda itu menemui reptilia unik tersebut semasa keluar mencari cicak di
hutan berkenaan.
“Kegiatan mencari cicak sememangnya popular di sini (Tawau). Saya
juga ikut ke hutan dengan tujuan sama,” kata Arbin yang ditemui di Tawau
pada Isnin lepas.
Semasa keluar memburu itulah pemuda itu secara tidak sengaja menemui
cicak bersaiz raksasa itu.
“Pada awalnya pemuda itu terkejut dan agak takut kerana saiz cicak
itu seperti buaya. Setelah mendekatinya, ternyata ia cuma seekor cicak
dan ia tidak dapat bergerak kerana terlalu besar.
“Dia kemudian membawa cicak itu pulang,” tambah remaja berkenaan.
Menurut akhbar itu, pemuda itu memelihara cicak gergasi tersebut di
rumahnya dengan memberi reptilia itu makan daging terutama hati ayam
supaya ia tidak mati."

-petikan dari tribun kaltim

"NUNUKAN, TRIBUNKALTIM.co.id - Luar biasa! Seekor Tokek
raksasa seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan
Nunukan-Malaysia di Kalakbakan, akhirnya terjual dengan harga 64 juta
ringgit Malaysia atau setara Rp 179,2 miliar (kurs Rp 2.800).

"Tokeknya sudah dijual dengan harga RM 1 juta per kilogramnya," kata
Arbin pria yang sempat mengabadikan gambar tokek tersebut, saat
dihubungi melalui telepon selulernya di Malaysia.

Sejak Tribun memberitakan penemuan tokek seberat 64 kilogram tersebut,
telepon di kantor redaksi maupun ponsel wartawan Tribun secara
bergantian dihubungi para pengusaha yang mengaku ingin membeli tokek
tersebut.

Karena itulah, wartawan Tribun di Nunukan menghubungi Arbin yang berada
di Tawau, Malaysia untuk melihat kembali tokek yang berada di Kalakbakan
itu.

Setelah dicek lagi ternyata sudah dibeli oleh orang Indonesia.

"Tokeknya dibeli orang Indonesia kemudian dibawa keluar negeri, kalau
tidak salah ke Cina," kata Arbin. Walau sudah terjual, masih banyak
penelepon yang mengejar pembeli Tokek tersebut untuk dibeli lagi dengan
harga yang lebih mahal.

Tidak banyak informasi yang didapatkan Arbin mengenai transaksi
tersebut, sebab sang pemilik tokek juga sudah berangkat ke Kuala Lumpur.

"Saya sudah mencoba mencari informasi siapa yang membeli, namun tidak
ada yang tahu. Orang-orang sana cuma menyebutkan ada orang dari
Indonesia yang membeli," ujarnya.
(*)"

-update lagi

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Mei/Fer

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Andi Makkuraga Hidayat, warga Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, bersedia membeli tokek seberat 64 kilogram yang ditemukan di perbatasan antara Siemanggaris, Nunukan, dan Seudong, Malaysia, oleh seorang remaja, warga negara Malaysia yang tinggal di Kalabakan,seharga Rp 25 miliar per ons. Satu kilogram sama dengan 10 ons.

Keinginan Andi ini dikatakan langsung pada awak redaksi Tribun Kaltim, Rabu (5/5/2010) sore. "Saya sengaja datang ke Tribun (Kaltim) memang untuk membeli tokek tersebut. Saya tahu informasi itu memang dari Tribun, dan langsung berniat membeli. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," tegas Andi. Jika dihitung maka tokek itu berharga Rp 16 triliun.

Sejak 3 tahun lalu, dia memang berbisnis tokek. Mulai dari Bandung, Surabaya hingga Tuban sudah dijelajahinya untuk berburu tokek. Dan sejauh ini baru tokek seberat 5 kg yang berhasil ditemuinya, di daerah Bandung.

"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Luar biasa. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan.

Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS. Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang Indonesia maupun dari luar negeri, dan harganya melambung tinggi.

Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus. "Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke sana dan berniat beli, tapi ternyata sampai di lokasi tokeknya cuma seberat 1 ons," ujarnya.

Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini kan memang besar, gambarnya saja besar, dan saya yakin lah ini tidak main-main," imbuhnya.

Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan. Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup. Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.

"Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi.

Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim. Di antaranya, Nanang dan Marimin yang mengaku salah satu agen resmi pembeli tokek, bahkan siap membeli tokek tersebut dengan harga yang diminta sang pemilik.

"Saya kaget dengan berita tokek sebesar itu dan beratnya mencapai 64 kg. Makanya saya ingin membeli tokek tersebut," kata Nanang saat bertandang ke kantor Tribun, (5/5/2010) malam.

Hal senada juga diutarakan oleh Marimin. Ia mengaku sudah menghubungi kantor pusat pembeli tokek di Korea Utara terkait berita tentang tokek menghebohkan tersebut. "Saya sudah menelpon bos saya di Korea. Mereka siap membeli Rp 15 miliar, atau berapa pun harganya oke, asal tokek tersebut benar-benar ada," ujatrnya.

"Bos saya dari Korea (hari ini) akan datang ke Indonesia untuk melihat langsung tokek tersebut," tegas Marimin.(*)

Editor : Juang_Naibaho
Source : Tribun Kaltim

Around the world